Mengenal Jurusan Ilmu Aktuaria




Ilmu Aktuaria sendiri adalah ilmu tentang asuransi, alias pengelolaan risiko keuangan di masa yang akan datang. Aktuaria adalah ilmu tentang pengelolaan risiko keuangan di masa yang akan datang. Ilmu aktuaria merupakan kombinasi antara ilmu tentang peluang, matematika, statistika, keuangan, dan pemrograman komputer. Di luar negeri profesi aktuaris termasuk kelompok profesi elit dengan gaji sangat besar. Di dalam negeri pun demikian.

Lahan Garapan dan Peluangnya

Karena bahasan utamanya adalah risiko keuangan, maka aktuaria banyak dibutuhkan di industri asuransi dan bidang keuangan. Obyek garapannya antara lain adalah asuransi jiwa, kesehatan, tunjangan karyawan (tunjangan hari raya, tunjangan anak, tunjangan pendidikan, pensiun, pesangon), manajemen risiko, kebakaran, bencana, dan lain-lain.

Semenjak ada keputusan pemerintah yang mewajibkan setiap perusahaan asuransi mempunyai minimal seorang aktuaris, kebutuhan akan lulusan aktuaria melonjak. Faktanya, sebuah perusahaan asuransi kadang memerlukan beberapa atau bahkan puluhan aktuaris.

Ironisnya, jumlah aktuaris di Indonesia masih sangat sedikit. Terlebih, perusahaan non-asuransi juga membutuhkan tenaga mereka. Saat ini idealnya ada 300 – 400 tenaga aktuaris, namun nyatanya dari 350an anggota Persatuan Aktuaris Indonesia, hanya 150 yang berhak menandatangani laporan aktuaria, yakni mereka yang telah mendapatkan sertifikat FSAI, sedangkan sisanya masih di tingkat Associate, jenjang yang lebih rendah dalam sertifikasi bidang ini. Dalam 3 tahun ke depan, diperkirakan kebutuhan akan aktuaris mencapai angka lebih dari 600 orang.

“Jika hal ini tidak segera diantisipasi, mungkin banyak perusahaan asuransi yang akan mendatangkan aktuaris dari luar negeri,” 
ungkap Dumaria Ph.D., orang Indonesia pertama peraih Variance Prize, penghargaan tahunan untuk karya ilmiah terbaik dalam jurnal ilmiah Variance milik Asosiasi Aktuaris di Amerika Serikat.
Kekurangan Ahlinya
Salah satu penyebab sulitnya mendapat tenaga aktuaria untuk asuransi adalah banyaknya aktuaris yang bekerja di luar perusahaan asuransi. Mereka lebih suka bekerja di perusahaan konsultan aktuaria. Mengapa? Karena peran mereka tidak hanya dibutuhkan di bidang asuransi saja. Industri jasa keuangan lain pun membutuhkan peran sentral mereka. “Setiap perusahaan yang mengeluarkan produk berjangka pasti memerlukan aktuaris,” kata Risza Bambang, konsultan aktuaria dari PadmaRadya Aktuaria.
Ada sebuah 
“pengakuan menarik” dari Stany Meizard, MHRM., seseorang yang tugasnya merekrut staf di salah satu perusahaan asuransi terkemuka di Indonesia. Dengan adanya peraturan pemerintah di atas, kini perusahaan asuransi “terpaksa” berebut tenaga aktuaria.
Pernah seorang aktuaris sudah lolos seleksi di sebuah perusahaan asuransi tapi kemudian urung bekerja di sana sebab sudah diterima di perusahaan lain dengan posisi setingkat supervisor dan gaji lebih besar. Hebatnya lagi, orang tersebut belum punya pengalaman kerja. Begitu besarnya kebutuhan industri asuransi sampai sarjana aktuaria yang baru lulus saja diperebutkan banyak perusahaan.
bagaimana saya bisa menjadi aktuaris?
Kabarnya, ada dua cara untuk menjadi aktuaris, yakni 1) mengikuti ujian sertifikasi, 2) kuliah di program studi Aktuaria. Mari kita bahas satu persatu.

Mengikuti Ujian Sertifikasi

Kabarnya ada beberapa tahapan tes yang harus dilalui pada ujian sertifikasi Aktuaris. Dikutip dari laman
 aktuaris.or.id:

a. Ujian Reguler PAI

b. Ujian Profesionalisme
Ujian Profesionalisme Aktuaria terdiri dari 11 mata ujian.
Tingkat Ajun Aktuaris (
Associate): Matematika Keuangan, Probabilita dan Statistika, Ekonomi, Akuntansi, Metode Statistika, Matematika Aktuaria, Pemodelan dan Teori Risiko, Profesionalisme.
Tingkat Aktuaris
 (Fellow): Investasi dan Manajemen Aset; Manajemen Aktuaria; Aspek Aktuaria dalam Asuransi Jiwa, atau; Aspek Aktuaria dalam Dana Pensiun, atau; Aspek Aktuaria dalam Asuransi Umum, atau; Aspek Aktuaria dalam Asuransi Kesehatan.
Kuliah di program studi Aktuaria

Di Indonesia ada 10 perguruan tinggi yang menyediakan program Aktuaria dengan berbagai penyeteraan. Adapun universitas tersebut adalah Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Institut Pertanian Bogor, Universitas Padjadjaran, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Universitas Gadjah Mada, Universitas Surya, Universitas Katolik Parahyangan, Universitas Prasetiya Mulya, dan Universitas Pelita Harapan.

© 4Learn.my.id. All rights reserved. Developed by Jago Desain